Seorang gadis Inggris berusia 18 tahun menjajakan perawannya lewat internet seharga Rp 170 juta lebih.
Perempuan bernama samaran Brunette yang masih tinggal di rumah orangtuanya itu, seperti dikutip Brisbane Times, mengatakan bahwa ia ingin sekali masuk Jurusan Fisika di Universitas Salford pada September nanti, tapi keluarganya tidak memiliki uang yang cukup.
“Sebenarnya aku ingin menjaga keperawananku untuk seorang lelaki yang tepat dalam pernikahan. Tapi aku terjepit masalah keuangan,” katanya.
Dalam iklan jual-diri itu ditulis bahwa dia masih perawan, cantik, memiliki ukuran dada 34C, bermata hijau, dan bertubuh bagus. Didesak wartawan apa buktinya masih perawan, “Aku tak tahu bagaimana membuktikannya pada orang-orang, tapi percayalah, aku masih perawan,” ujarnya.
Iklan itu kemudian memancing opini publik. Ada yang menduga Brunette adalah seorang pelacur profesional dan berbohong soal keperawanannya.
Sudah banyak tawaran yang masuk, tapi dia masih bersikap hati-hati dalam memilih. “Aku harus hati-hati. Siapa tahu dia adalah seseorang yang sudah kukenal, atau jangan-jangan guruku.”
“Kalau boleh sih aku ingin dia memakai kondom,” katanya. [www.blogberita.com]
CATATAN BATAK NEWS:
Perempuan yang punya otak. Kudukung kau, nona, asalkan sekali itu saja kaujual tubuhmu dan uangnya memang kaupakai buat kuliah. Daripada perawan itu kaukasih gratis pada pacarmu yang playboy. Juga lebih baik daripada kau menjaganya hingga malam pertama bersama suamimu kelak — orang yang belum tentu bisa mencintaimu dengan jujur, atau malah jangan-jangan memukulimu begitu ia pulang sehabis mabuk dan meniduri lonte di hotel.
Apa yang kini kauperbuat secara tidak langsung menampar kami para lelaki, yang sering mencari calon istri yang masih perawan padahal kami sendiri tidak lagi perjaka.
Betapa liciknya kami lelaki; mendengungkan bahwa perawan adalah mahkota dan harta termahal bagi kaum perempuan. Bohong belaka! Itu akal bulus! Mahkota, harga diri, dan kesucian perempuan bukanlah pada kulit tipis bernama selaput dara. Kesucian tidak akan tampak oleh dokter, juga takkan bisa dinilai dari fisik semata. Kesucian bersemayam di kedalaman lubuk hati setiap manusia.
Aku pernah mengenal seorang perempuan yang dengan terpaksa menjadi pelacur dalam masa satu sampai dua tahun. Ia memiliki dua anak. Ia sengaja lari dari rumah karena suaminya terus memukulinya. Suaminya bahkan menjual sepeda motor, perhiasan, dan harta-benda yang dengan susah-payah ia kumpulkan dari warung kopinya.
Sebenarnya perempuan itu telah meminta cerai, tapi suaminya tak mau. Bahkan saudara-saudaranya sendiri ikut membuat batinnya tersiksa. Ia pun minggat dari rumah daripada terus dipukuli. Sempat ia bekerja tanpa harus meladeni nafsu hidung-belang. Sebuah perjalanan berliku akhirnya memaksanya menjadi pelacur.
Ia butuh uang; kedua anaknya butuh makan dan biaya sekolah. Uang dari para lelaki itulah yang dia kirim setiap bulan untuk anaknya.
“Aku ingin pekerjaan lain, tapi aku tak tahu harus ke mana lagi,” ucapnya, menitikkan air mata, sehabis sembahyang pada suatu siang di tempat pelacuran itu. Kubantu dia satu juta rupiah untuk pergi mencari pekerjaan lain. Sejak itu aku tak tahu apakah dia sudah bisa tinggal aman bersama kedua anaknya.
Jahat dan tidak sucikah perempuan ini? Persetan kalau engkau berkata dia perempuan murahan. Ia seorang ibu yang mulia bagi anak-anaknya.
source : http://bataknews.wordpress.com/
Wednesday, August 15, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment